
Tapaktuan yang dijuluki sebagai ibu kota dari Aceh Selatan memiliki sejarah yaitu Tuan Tapa dan dua ekor Naga, Naga jantan dan Naga betina oleh sebab itu Tapaktuan juga disebut dengan kota Naga.
Menurut cerita yang saya ketahui bahwasanya tempat ini dahulu ada seorang Aulia Allah yang bertapa di sebuah goa, goa itu diberi nama Goa Kalam. Singkat cerita lalu datanglah dua ekor Naga dari laut mendatangi Tuan Tapa untuk meminta tinggal di Aceh selatan. Permohonan Naga tersebut diberi izin oleh Tuan Tapa dengan syarat tidak merusak ke indahan alam.

Kemudian bulan berganti bulan tahun berganti tahun sang Naga menemukan seorang anak manusia ditengah laut. dan anak tersebut tumbuh menjadi gadis dewasa yang dipelihara oleh Naga. tempat putri itu sekarang disebut dengan Taman Putri Naga atau juga disebut Putri bungsu.
Singkat cerita terjadilah perkelahian antara Tuan Tapa dan sang Naga yang disebabkan hilangnya sang putri, sehingga sang Naga Jantan menggamuk ditengah laut dan menghancurkan semua yang ada di sekitar laut. Lalu Tuan Tapa Aulia Allah ini merubah wujudnya menjadi besar untuk melawan Naga.
Naga jantan berhasil dikalahkan dengan tongkat tuan tapa tubuh Naga jantan menabrak pulau besar sehingga pulau tersebut pecah menjadi 99 bagian yang disebut dengan pulau banyak dikabupaten Aceh Singkil. Dan tubuh Naga jantan ini hacur berkeping keping sehingga menjadi batu. Sendangkan Naga betina melarikan diri dan akhirnya tabrakan dengan pulau, pulau tesebut pecah menjadi dua pulau yang disebut dengan pulau dua didaerah Bakongan.
Pertarungan sangit itu sehingga meningalkan bekas di daerah Tapaktuan. Di sebut Tapaktuan karena masih adanya jejak Tapak Tuan Tapa di pinggir laut di Gunung Lampu tepatnya dimesjid Tuo.

Ini adalah sisik Naga jantan yang menjadi batu setelah dikalahkan dengan tongkat Tuan tapa, Tongkat Tuan tapa juga menjadi batu yang masih dapat dilihat yang tidak jauh dari Tapak.

Ini adalah makam Tuan Tapa dengan ukuran 14 x 4 meter. Makan ini sampai sekarang masih dikunjungi oleh peziarah dari lokal maupun luar lokal.
Banyak perihal lain jejak legendanya yang senggaja tidak saya posting dengan bertujuan agar mengajak pembaca untuk berkunjung ke Tapaktuan dan dapat melihat jejak legenda yang saya tulis ini.
Thanks..
@hendri08
Comments